Breaking News

Sabtu, 15 Desember 2018

LINGKARAN


UNSUR-UNSUR LINGKARAN

Kompetensi Dasar :
3.7   Menjelaskan sudut pusat, sudut keliling, panjang busur, dan
         luas juring lingkaran, serta hubungannya.
4.7   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sudut pusat,
         sudut keliling, panjang busur, dan luas juring lingkaran, 
         serta hubungannya.

Lingkaran adalah himpunan titik-titik yang berjarak sama terhadap satu titik tetap yang dinamakan titik pusat lingkaran.

Unsur-Unsur Lingkaran
Keterangan :
Titik O = pusat lingkaran
Garis OA = OB = OD = jari-jari lingkaran
AB = diameter lingkaran
Garis lurus BD = tali busur
Garis lengkung AD dan BD = busur
Garis OE = apotema
Daerah yang dibatasi oleh dua jari-jari dan satu busur = juring → misal AOD
Daerah yang dibatasi oleh sebuah tali busur dan dua jari-jari = tembereng (yang diarsir)

Keliling dan Luas Lingkaran
Keliling lingkaran = 2πr = πd
Luas lingkaran = Ï€r2 = Ï€ (½d)2 = ¼ Ï€d2
Keterangan :
r = jari-jari lingkaran
d = diameter lingkaran
Ï€ = 22/7 atau 3,14

Panjang Busur dan Luas Juring
Pada lingkaran di bawah ini berlaku :

Maka :








Sudut Pusat dan Sudut Keliling
Perhatikan gambar !
AOB = sudut pusat
ACB = sudut keliling

Sudut pusat dan sudut keliling saling berhubungan jika sama-sama menghadap busur yang sama.
Terlihat bahwa AOB menghadap busur AB
ACB juga menghadap busur AB,
Sehingga : AOB = 2 x ACB

Untuk lebih memahami materi tentang unsur-unsur lingkaran, 
berikut video pembelajaran yang dapat kalian simak untuk menambah 
pemahaman kalian tentang unsur-unsur lingkaran :


Read more ...

Penilaian Sikap Online


Penilaian sikap dilakukan secara berkelanjutan dan komprehensif oleh guru mata pelajaran, guru bimbingan konseling, dan wali kelas dengan menggunakan observasi dan informasi lain yang valid dan relevan dari berbagai sumber. Penilaian sikap juga dapat memperhatikan perubahan nilai-nilai karakter yang ditunjukkan oleh peserta didik terkait dengan nilai-nilai utama karakter, yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan integritas. 


Read more ...

Rumus Matematika Cinta


RUMUS MATEMATIKA CINTA


Kamu percaya cinta ? Jika iya, maka kamu harus percaya dengan Matematika. Kenapa ? Karena Matematika itu adalah Ilmu Cinta ...  EeeeAaaaa  ^_^☺☺☺☺
Kata siapa cinta hanya tentang perasaan saja ? Kata siapa cinta itu tidak bisa diukur ?
Cinta itu sebenarnya bisa dihitung dan ada rumus luas matematikanya loh. 

Asumsikan bahwa bentuk simbol cinta dapat dikontruksikan dengan gambar berikut :

Berdasarkan gambar tersebut, dapat dilihat bahwa konstrusinya terdiri atas dua buah setengah lingkaran kecil (satu lingkaran kecil), setengah lingkaran besar, dan sebuah persegi. Misalkan jari-jari lingkaran kecil adalah r, maka jari-jari setengah lingkaran besar adalah 2r. Panjang sisi persegi LMNO sama dengan 2r.
Selanjutnya, kita hitung luas lingkaran kecil dan luas setengah lingkaran besar.

Luas lingkaran kecil = πr2
Luas ½ lingkaran besar = ½ x Ï€ (2r)2 = ½ x Ï€ x 4r2 = 2Ï€r2
Kemudian, kita hitung bagian persegi LMNO

     Luas Persegi LMNO = 4r2
Langkah terakhir adalah menghitung luas bidang berbentuk simbol cinta sebagaimana pada gambar :
Luas Arsiran = Luas Persegi – Luas Juring LON = 4r2 – Ï€r2
Luas Cinta = Luas Lingkaran Kecil + Luas ½ Lingkaran + Luas Arsiran
Luas Cinta = Ï€r2 + 2Ï€r2 + (4r2 – Ï€r2 )
Luas Cinta = 2Ï€r2 + 4r2
Luas Cinta = 2r2 (Ï€ + 2)
Jadi, Rumus Luas Cinta adalah  2r2 (Ï€ + 2)



Read more ...

TEOREMA PYTHAGORAS

TEOREMA PYTHAGORAS

Kompetensi Dasar :
3.6.   Menjelaskan dan membuktikan teorema Pthagoras 
         dan tripel pythagoras.
4.6.   Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema pythagoras 
         dan tripel pythagoras.


TEOREMA PYTHAGORAS
Rumus Pythagoras adalah rumus yang digunakan untuk mencari panjang sisi pada sebuah segitiga siku-siku. Penemu rumus ini adalah seorang ahli matematika dari Yunani yang bernama Pythagoras.

Teorema Pythagoras atau yang sering disebut Dalil Pythagoras adalah sebuah teorema yang menunjukkan hubungan antar sisi pada segitiga siku-siku.
Menurut Teorema Pythagoras , kuadrat sisi miring segitiga siku-siku merupakan jumlah kuadrat kedua sisi lainnya.


Secara matematis ditulis :


Rumus untuk mencari panjang sisi miring segitiga siku-siku dengan menggunakan rumus Pythagoras adalah sebagai berikut :
  Segitiga Pythagoras
      Kuadrat sisi AC = kuadrat sisi AB + kuadrat sisi BC   atau 
      AC² = AB² + BC²
  Rumus untuk mencari panjang sisi alas yaitu :
       b² = c²  - a²
  Rumus untuk mencari sisi samping/tinggi segitiga yaitu:
a² = c²  - b²
  Rumus untuk mencari sisi miring segitiga siku-siku yaitu:
c² = a²  + b²

Segitiga siku-siku
Segitiga siku-siku adalah segitiga yang besar salah satu sudutnya adalah 90  derajat.

Segitiga siku-siku memiliki salah satu sisi yang lebih panjang, Sisi terpanjang dari sebuah bangun datar segitiga disebut sisi miring atau Hipotenusa.

Untuk segitiga siku-siku, kita dapat mengetahui panjang sisi terpanjang (Hipotenusa) dari segitiga tersebut dengan menggunakan rumus Phytagoras.

Segitiga Siku-siku
C² = B² + A²

Tripel Phytagoras


Merupakan rangkaian tiga bilangan positif yang merupakan sisi-sisi dari segitiga siku-siku yang memenuhi dalil Phytagoras. Bilangan yang terbesar merupakan sisi miringnya.

Untuk segitiga siku-siku di atas, tripel phytagorasnya adalah :

Pasangan tripel ini berlaku untuk kelipatannya :
Misal 6, 8, 10 merupakan kelipatan dari 3, 4, 5 yang berarti juga merupakan tripel phytagoras.

Contoh Soal :
  
 1.      Pada suatu segitiga ABC siku-siku di titik A. panjang AB= 4 cm dan AC= 3 cm.  Hitunglah panjang BC !
Jawab :
BC2 = AC2 + AB2
BC2 = 32 + 42
BC2 = 9 + 16
BC2 = 25
BC  = 5 cm

 2.     Panjang sisi siku-siku dalam segitiga siku-siku adalah 4x cm dan 3x cm. Jika panjang sisi hipotenusanya 20 cm. Tentukan nilai x !
Jawab :
AC2 = AB2 + BC2
202  = (4x)2 + (3x)2
400  = 16x2 + 9x2
400  = 25x2
16    = x2
4      = x
x     =  4

 3.     Sebuah kapal berlayar ke arah Barat sejauh 80 km, kemudian ke arah utara sejauh 60 km. Hitunglah jarak kapal sekarang dari jarak semula.
Jawab :
OU2 = OB2 + UB2
OU2 = 802 + 602
OU2 = 6.400 + 3.600
OU2 = 10.000
OU  = 100 km


Untuk lebih memahami materi tentang Pembuktian Teorema Pythagoras, 
berikut video pembelajaran yang dapat kalian simak untuk menambah 
pemahaman kalian tentang Teorema Pythagoras :



Video Pembelajaran Teorema Pythagoras

        Sumber : ROFA EDUCATION CENTRE






Read more ...

Kamis, 13 Desember 2018

Selasa, 11 Desember 2018

SOAL ONLINE

Read more ...

Materi Matematika Kelas 8 K13



Materi Matematika Kelas 8 
Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.




Matematika adalah bahasa universal dan karenanya kemampuan matematika siswa suatu negara sangat mudah dibandingkan dengan negara lain. Selain dari itu, matematika juga dipakai sebagai alat ukur untuk menentukan kemajuan pendidikan di suatu negara.


Sedangkan tujuan pembelajaran Matematika adalah agar peserta didik memiliki kecakapan atau kemahiran matematika.
Kecakapan atau kemahiran matematika merupakan bagian dari kecakapan hidup yang harus dimiliki peserta didik.

Terutama dalam pengembangan penalaran, komunikasi, dan pemecahan masalah (problem solving).
Peserta didik diarahkan untuk mencari tahu dari berbagai sumber.
Mampu merumuskan masalah bukan hanya menyelesaikan masalah
sederhana dalam kehidupan sehari-hari.
Di samping itu, pembelajaran diarahkan untuk melatih peserta didik berpikir logis dan kreatif.
Bukan sekedar berpikir mekanistis serta mampu bekerja sama dan berkolaborasi dalam menyelesaikan masalah.
Isi materi dalam buku siswa ini berupa kegiatan pembelajaran yang menuntut siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran.
Peserta didik dihadapkan pada suatu masalah dan upaya pemecahannya.
Pembelajarannya mengikuti pendekatan ilmiah, yaitu mengamati, menanya, menggali informasi, menalar, dan mengkomunikasikan.

Berikut ini saya sampaikan garis besar materi Matematika kelas 8 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.

Materi Semester 1

Bab 1 Pola Bilangan

Kompetensi Dasar :
3.1   Membuat generalisasi dari pola pada barisan bilangan dan barisan konfigurasi objek.
4.1     Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan pola pada barisan  bilangan dan barisan konfigurasi objek.

Pola Bilangan Ganjil 
Pola bilangan ganjil merupakan pola yang terbentuk dari bilangan – bilangan ganjil . Sedangkan bilangan ganjil sendiri adalah bilangan asli yang tidak habis dibagi dua ataupun kelipatannya.
·         Contoh pola bilangan ganjil adalah :  1 , 3 , 5 , 7 , 9 , ...



·         Rumusnya: Un = 2n – 1 


Pola Bilangan Genap 
Pola bilangan genap merupaka pola yang terbentuk dari bilangan – bilangan genap . Bilangan genap adalah bilangan asli yaitu bilangan asli yang habis dibagi dua atau kelipatannya .
·         Contoh Pola bilangan genap adalah : 2 , 4 , 6 , 8 , . . .


·         Rumusnya: Un = 2n

Pola bilangan Persegi 
Yaitu suatu barisan bilangan yang membentuk suatu pola persegi .
·         Contoh Pola bilangan persegi adalah 1 , 4 , 9 , 16 , 25 ,  . . .


·         Rumusnya: Un =  n2

Pola Bilangan Persegi Panjang 
Merupakan barisan bilangan yang membentuk pola persegi panjang .
·         Contoh Pola persegi panjang adalah 2 , 6 , 12 , 20 , 30 , . . .


·         Rumusnya: Un = n . n + 1

Pola Bilangan Segitiga 
Merupakan suatu barisan bilangan yang membentuk sebuah pola bilangan segitiga .
·         Pola bilangan segitiga adalah : 1 , 3 , 6 , 10 , 15 , . . .


·         Rumusnya:  Un = 1 / 2 n ( n + 1 ) 

Pola Bilangan FIBONACCI 
Adalah suatu bilangan yang setiap sukunya merupakan jumlah dari dua suku di depannya .
·         Pola bilangan fibonacci :
1 , 2 , 3 , 5 , 8 , 13 , 21 , 34 , 56 , . . .
2 , 2 , 4 , 6 , 10 , 16 , 26 , 42 , . . ..


Bab 2 Koordinat Kartesius

Kompetensi Dasar :
3.2   Menjelaskan kedudukan titik dalam bidang koordinat kartesius yang dihubungkan dengan
        masalah kontekstual.
4.2     Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kedudukan titik dalam bidang koordinat Kartesius.


Sistem koordinat kartesius diciptakan oleh matematikawan asal Perancis yang bernama Rene Descartes.
Beliau merupakan salah satu pemikir paling penting dalam sejarah barat modern. Metodenya dengan meragukan pengetahuan yang ada.
Rene Descartes menyimpulkan bahwa pengetahuan dapat dikategorikan dalam tiga.
Pertama pengetahuan yang berasal dari pengalaman inderawi dapat diragukan.
Kedua, Fakta umum misalnya tentang api itu panas dan benda berat akan jatuh juga dapat diragukan.
Ketiga, Prinsip-prinsip logika dan matematika juga dapat diragukan.
Karena keraguannya terhadap pengetahuan yang ada, maka Rene Descartes ingin mencari pengetahuan yang tidak dapat diragukan.
Rene Descartes memperkenalkan ide baru yaitu menggabungkan ilmu aljabar dengan geometri.
Koodinat kartesius digunakan untuk menentukan objek titik-titik pada suatu bidang dengan koordinat x dan y. Yang mana x disebut absis dan y disebut ordinat.
Titik-titik pada koordinat Kartesius merupakan suatu pasangan titik pada sumbu-x dan sumbu-y (x, y).
Garis yang berpotongan antara sumbu-x dan sumbu-y di titik 0 (nol) disebut pusat koordinatnya.
Untuk pada bagian atas sumbu y mempunyai nilai positif, sedangkan pada bagian bawah sumbu y mempunyai nilai negatif.
Begitu juga dengan sebelah kanan sumbu x mempunyai nilai positif, sedangkan pada sebelah kiri sumbu x bernilai negatif. Perhatikan gambar di bawah ini.

Jadi dalam diagram kartesius terdapat empat kuadran. Pertama, koordinat x dan y bernilai positif. Kedua, x negatif dan y positif. Ketiga3, x dan y negatif, dan keempat adalah x positif dan y negatif.

Bab 3 Relasi dan Fungsi

Kompetensi Dasar :
3.3   Mendeskripsikan dan menyatakan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi
        (kata-kata, tabel, grafik, diagram, dan persamaan)
4.3     Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan relasi dan fungsi dengan menggunakan berbagai representasi.


Tokoh yang mengawali tentang konsep pemetaan antar himpunan adalah Galileo. Yang kemudian dipandang sebagai salah satu pakar tentang Fungsi.
Berawal dari upaya mempelajari masalah tentang dua lingkaran konsentris atau yamng memiliki pusat sama. Di mana diameter lingkaran pertama dua kali lebih panjang dari yang kedua.
Mestinya jumlah titik pada lingkaran pertama lebih banyak dari lingkaran kedua. Namun Galileo mampu membuat Fungsi atau Pemetaan yang menunjukkan banyaknya titik kedua lingkaran itu sama.
Relasi : 
Yang dimaksud dengan relasi dari himpunan A ke  B adalah suatu aturan yang memasangkan anggota-anggota himpunan A dengan B.
Namun relasi dari himpunan A ke B tidak selalu berupa fungsi. Relasi tidak memaksakan semua anggota domain dipasangkan. Juga tidak memaksakan bahwa banyaknya pasangan harus tunggal.
Relasi merupakan konsep yang lebih longgar daripada fungsi. Oleh karena itu, setiap fungsi adalah relasi. Namun tidak setiap relasi adalah fungsi.
Sedangkan Relasi antara dua himpunan dapat dinyatakan dengan diagram panah, diagram cartesius dan himpunan pasangan berurutan.
Fungsi
Fungsi  dari himpunan A ke B adalah relasi yang memasangkan setiap anggota himpunan A,  dengan tepat satu anggota  B.
Daerah asal disebut dengan domain, dan daerah kawan dikenal dengan kodomai. Himpuan nilai yang diperoleh disebut daerah hasil (range).

Bab 4 Persamaan Garis Lurus
Kompetensi Dasar :
3.4   Menganalisis fungsi linear (sebagai persamaan garis lurus) dan menginterpretasikan grafiknya
        yang dihubungkan dengan masalah kontekstual.
4.4     Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan linear sebagai persamaan garis lurus.

Garis adalah salah satu objek elementer dalam matematika, khususnya geometri. Karena meru-pakan objek elementer, garis biasanya tidak didefinisikan. Pada bagian ini akan dibahas garislurus. Garis lurus adalah garis yang menghubungkan dua titik dengan jarak yang terdekat.
Salah satu komponen yang penting dalam pembahasan garis lurus adalah kemiringan garis atau disebut juga gradien.
Gradien merupakan perbandingan antara jarak vertikal dengan jarak horisontal dari dua buah titik yang dilalui garis lurus.
Menghitung gradien akan lebihmudah dilakukan jika garis diletakkan pada koordinat kartesius.
Persamaan Garis lurus , yaitu suatu perbandingan antara koordinat y dan koordinat x dari dua titik yang terletak pada sebuah garis .

Bab 5 Sistem Persamaan Linear Dua Variabel

Kompetensi Dasar :
3.5   Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang dihubungkan
        dengan masalah kontekstual.
4.5     Menyelesaikan masalah  yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

Persamaan linear dua variabel adalah persamaan linear yang memiliki dua variabel, dengan pangkat masing-masing variabel adalah satu.
Persamaan Linear Dua Variabel memiliki bentuk umum: ax + by = c
Dengan a, b, dan c adalah konstanta, x dan y adalah variabel
Contoh :
a. x – y =0
b. 2p + q =4
Misalkan akan dicari penyelesaian dari 2p+q=4.
·         Bila p = 0, maka 0 + q = 4 Penyelesaiannya adalah (0,4)
·         Jika p = 1, maka 2.1 + q = 4, sehingga q=2, Penyelesaiannya adalah (1,4).
·         Apabila p = 2, maka 2.2 + q =4, sehingga q=0, Penyelesaiannya adalah (2,0).

Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Adalah dua buah persamaan linear dua variabel yang mempunyai satu penyelesaian.
Bentuk umumnya seperti berikut :
a1x + b1y = c1
a2x  + b2y = c2
Dengan a1, b1,  a2, badalah koefisien serta x dan y adalah variabel.
Terkait latihan soal dan cara penyelesaiannya dapat anda pelajari pada buku paket BSE Matematika SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017.
Apabila anda belum memiliki buku siswa Matematika SMP Kelas 8 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 Semester 1, silahkan unduh di sini.
Demikianlah ringkasan materi Matematika SMP Kelas 8 Semester 1 Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2017 yang dapat saya sajikan. Semoga bermanfaat …
Salam Sukses
Sugiyanti, S.Pd




  
Read more ...
Designed By Published.. Blogger Templates